Welcome to my blog :)

rss

Jumat, 30 Maret 2012

Pengembangan Web GIS

A. Pengertian Web GIS

Geographic Information System (GIS) merupakan sistem yang dirancang untuk bekerja dengan data yang tereferensi secara spasial atau koordinat-koordinat geografi. GIS memiliki kemampuan untuk melakukan pengolahan data dan melakukan operasi-operasi tertentu dengan menampilkan dan menganalisa data. Applikasi GIS saat ini tumbuh tidak hanya secara jumlah applikasi namun juga bertambah dari jenis keragaman applikasinya. Pengembangan applikasi GIS kedepannya mengarah kepada applikasi berbasis Web yang dikenal dengan Web GIS.


B. Software untuk Pengembangan Web GIS (berbayar / open source)

Banyak software yang dapat digunakan untuk membangun aplikasi WebGIS baik yang berbayar maupun yang gratis (Free Open Source GIS).

1. Software WebGIS berbayar :

ESRI ArcGIS Server

DEMIS

GeoMedia WebMap

MapInfo MapXtreme

2. Software FOSGIS, beberapa software dikelola dalam proyek OpenSource GeoSpatial (OSGEO) :

MapServer

MapGuide Open Source

ALOV

GeoServer

MapBender

OpenLayer


C. Mencari Alamat Url yang Menyajikan Informasi dalam Bentuk Web GIS

WebGIS merupakan aplikasi Geographic Information System (GIS) yang dapat diakses secara online melalui internet / web. Pada kondigurasi WebGIS ada server yang berfungsi sebagai MapServer yang bertugas memproses permintaan peta dari client dan kemudian mengirimkannya kembali ke client. Dalam hal ini pengguna / client tidak perlu mempunyai software GIS, hanya menggunakan internet browser seperti Internet Explorer, Mozilla Fire Fox, atau Google Chrome untuk mengakses informasi GIS yang ada di server.

Pemanfaatan Aplikasi GIS

Saya akan menjelaskan tentang “Pemanfaatan Aplikasi GIS di Bidang Pertanian”. Sebelum kita masuk ke dalam penjelasan pemanfaatan aplikasi GIS,,maka kita harus tahu terlebih dahulu mengenai GIS itu sendiri, bagaimana konsepnya, komponennya, dan lain sebagainya.

a. Konsep SIG

Sumber data untuk keperluan SIG dapat berasal dari data citra, data lapangan, survey kelautan, peta, sosial ekonomi, dan GPS. Selanjutnya diolah di laboratorium atau studio SIG dengan software tertentu sesuai dengan kebutuhannya untuk menghasilkan produk berupa informasi yang berguna, bisa berupa peta konvensional, maupun peta digital sesuai keperluan user, maka harus ada input kebutuhan yang diinginkan user.

b. Komponen SIG

Komponen utama Sistem Informasi Geografis dapat dibagi ke dalam lima komponen utama, yaitu:

1. Perangkat keras (Hardware)

2. Perangkat lunak (Software)

3. Pemakai (User)

4. Data

5. Metode

Untuk mendukung suatu Sistem Informasi Geografis, pada prinsipnya terdapat dua jenis data, yaitu:

a. Data spasial

Data yang berkaitan dengan aspek keruangan dan merupakan data yang menyajikan lokasi geografis atau gambaran nyata suatu wilayah di permukaan bumi. Umumnya direpresentasikan berupa grafik, peta, atau pun gambar dengan format digital dan disimpan dalam bentuk koordinat x,y (vektor) atau dalam bentuk image (raster) yang memiliki nilai tertentu.

b. Data non-spasial

Data non-spasial disebut juga data atribut, yaitu data yang menerangkan keadaan atau informasi-informasi dari suatu objek (lokasi dan posisi) yang ditunjukkan oleh data spasial. Salah satu komponen utama dari Sistem Informasi Geografis adalah perangkat lunak (software). Dalam pendesainan peta digunakan salah satu software SIG yaitu MapInfo Profesional 8.0. MapInfo merupakan sebuah perengkat lunak Sistem Informasi Geografis dan pemetaan yang dikembangkan oleh MapInfo Co. Perangkat lunak ini berfungsi sebagai alat yang dapat membantu dalam memvisualisasikan, mengeksplorasi, menjawab query, dan menganalisis data secara geografis.


Sekarang saya akan menjelaskan tentang “Pemanfaatan Aplikasi GIS di Bidang Pertanian”.

Dalam dunia yang serba digital sekarang ini, ditambah lagi teknologi yang terus berkembang, penerapan aplikasi teknologi dalam berbagai bidang pun terus dilakukan, tidak terkecuali dalam sektor pertanian, sektor perekonomian utama di Indonesia mengingat sebagian besar penduduknya menggantungkan hidup dalam dunia pertanian.

Salah satu contohnya adalah aplikasi GIS atau Geographical Information System, dan jika diterjemahkan secara bebas ke bahasa Indonesia, kita bisa menyebutnya SIG atau Sistem Informasi Geografi. SIG adalah suatu sistem informasi yang dirancang untuk bekerja dengan data yang bereferensi spasial atau berkoordinat geografi atau dengan kata lain suatu SIG adalah suatu sistem basis data dengan kemampuan khusus untuk menangani data yang bereferensi keruangan (spasial) bersamaan dengan seperangkat operasi kerja (Barus dan Wiradisastra, 2000).

GIS ini sudah banyak membantu para ahli dalam mengumpulkan data secara cepat. Misalnya dalam mengetahui seberapa besar kerusakan yang diakibatkan tsunami di Aceh beberapa tahun yang lalu. Pencitraan jarak jauh lewat satelit dapat memberitakan secara cepat perbedaan ujung utara pulau Sumatera itu sebelum dan sesudah terjadinya tsunami.

Secara garis besar, yang dapat dilakukan GIS dalam bidang pertanian adalah mencakup inventarisasi, manajemen, dan kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, perikanan, kehutanan, perencanaan tata guna lahan, dan sebagainya. Yang dapat dibantu GIS untuk dunia pertanian adalah:

a. Mengelola Produksi Tanaman

GIS dapat digunakan untuk membantu mengelola sumber daya pertanian dan perkebunan seperti luas kawasan untuk tanaman, pepohonan, atau saluran air. Kita dapat menggunakan GIS untuk menetapkan masa panen, mengembangkan sistem rotasi tanam, dan melakukan perhitungan secara tahunan terhadap kerusakan tanah yang terjadi karena perbedaan pembibitan, penanaman, atau teknik yang digunakan dalam masa panen.

b. Mengelola Sistem Irigasi

Kita dapat menggunakan GIS untuk membantu memantau dan mengendalikan irigasi dari tanah-tanah pertanian. GIS dapat membantu memantau kapasitas sistem, katup-katup, efisiensi, serta distribusi menyeluruh dari air di dalam sistem.

c. Perencanaan dan riwayat sumber daya kehutanan

Perencanaan dan riwayat manajemen pertanahan serta integrasinya dengan sistem hukum dan integrasinya dengan manajemen basis data relasional sistem-sistem. ArcView, aplikasi untuk GIS penggunaan GIS ini biasanya dengan aplikasi tertentu. Yang paling umum dipakai adalah ArcView. Walaupun saat ini penggunaan GIS dalam bidang pertanian belum umum dipakai, karena seringnya GIS diapakai untuk melihat kerusakan lahan akibat bencana alam, tapi bukanya tidak mungkin penerapan GIS dalam dunia pertanian akan makin sering dipakai. Sistem GIS ini bukan semata-mata software atau aplikasi komputer, namun merupakan keseluruhan dari pekerjaan managemen pengelolaan lahan pertanian, pemetaan lahan, pencatatan kegiatan harian di kebun menjadi database, perencanaan system dan lain-lain. Sehingga bisa dikatakan merupakan perencanaan ulang pengelolaan pertanian menjadi sistem yang terintegrasi.

MapObject VS ArcObject

A. Pengertian MapObject dan ArcObject

MapObject dan ArcObject merupakan 2 hal komponen dalam membangun sebuah informasi berbasis informasi pemetaan. MapObject adalah sebuah third party component yang bisa digunakan di Visual Basic, Visual C++, Delphi, dan lainnya, MapObject ini diinstal setelah software Visual Basic, Visual C++, Delphi, dll terinstal, agar bisa menampilkan peta beserta navigasi , dan fungsi-fungsi pemetaan lainnya. Karena berupa komponen, maka aplikasi GIS yang di buat dengan MapObject ini dapat dibuat lebih flexible, dapat digabung dalam aplikasi yang lainnya, dan dapat bebas dalam membuat tampilan.

ArcObject adalah seperangkat platform independen, komponen model data berbasis geografis yang ditulis dalam C++. ArcObject adalah urat nadi dari seluruh aplikasi ESRI ArcGIS, atau dapat juga disebut batu bangunan ArcGIS, karena menawarkan solusi layanan untuk mendukung dan membangun Sistem Informasi Geografi (GIS). Idealnya ArcObject ini dipelajari dulu sebelum mempelajari berbagai aplikasi ArcGIS lainnya.


B. Fungsi MapObject dan ArcObject

MapObjects seluruhnya terdiri dari kontrol ActiveX (OCX) yang disebut juga dengan kontrol peta. Dalam satu set, terdapat lebih dari 45 objek ActiveX Automation. Biasanya, ini digunakan dalam industri pemograman windows standar. MapObject berfungsi pemetaan baru, fungsi ini akan di breakdown ke dalam object-object apa yang ikut, method dan property apa yang akan dipakai, beserta langsung contoh dan codingnya.

Fungsi ArcObject adalah untuk membangun ArcGIS, tapi bukan alatnya, alat untuk membangun ArcGIS ini adalah bahasa pemrograman, bahan untuk membangun ya ArcObject itu sendiri. Komponen ArcObjects diciptakan berbeda-beda. Persyaratan objek tertentu, selain untuk fungsi dasarnya, sangat bervariasi. Tergantung pada penggunaan akhir objek ini. Itulah mengapa fungsinya secara umum termasuk dalam salah satu dari tiga produk ArcGIS.


C. Kelebihan dan Kekurangan MapObject dan ArcObject

Kelebihan MapObjects :

1. Dapat menambahkan mapping component pada aplikasi yang sedang dibangun.

2. Aplikasi SIG yang dibangun dengan Mapobjects lebih ringan.

3. Dapat melakukan customized mapping secara maksimal dengan simple‐query sehingga mudah mengakses data ke database.


Kekurangan MapObjects :

MapObjects hanya memiliki satu kekurangan: finansial. Untuk menggunakan MapObjects, tidaklah sedikit dana yang dibutuhkan.


Kelebihan ArcObjects :

Pilihan aplikasi yang ingin digunakan lebih banyak.


Kekurangan ArcObjects :

Kefektifannya kurang karena terkadang user tidak tahu aplikasi mana yang harus digunakan. Sehingga sering terjadi salah pilih.

Minggu, 25 Maret 2012

Konversi Longitude dan Latitude ke Derajat

Langkah pertama untuk mengkonversi longitude dan latitude ke dalam derajat adalah mencari titik longitude dan latitude itu sendiri, pada tugas ini saya memasukan longitude dan latitude SDN yang berada di daerah Jakarta Timur, berikut ini adalah data-datanya :

SDN 01 Bambu Apus, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,308474 & Longitude : 106,900349


SDN 01 Kebon Pala, Jalan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,262404 & Longitude : 106,884241


SDN 02 Pagi Balekambang, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,272301 & Longitude : 106,860466


SDN 03 Bambu Kuning, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,310649 & Longitude : 106,895635


SDN 04 Petang Malaka, Jalan Malaka 2, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,224905 & Longitude : 106,929091


SDN 06 Pondok Bambu, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,229982 & Longitude : 106,894169


SDN 10 Pagi, Jalan Sekip, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,20752 & Longitude : 106,871928


SDN 11 Condet, Jalan Batu Ampar 2, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,283989 & Longitude : 106,858324


SDN 12, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,254554 & Longitude : 106,868019


SDN 13 Condet, Jalan Mesjid Condet, Jakarta Timur, Jakarta :

Latitude : -6,279403 & Longitude : 106,85783


Setelah titik-titik longitude dan latitudenya didapat, langkah selanjutnya adalah mongkonversinya menjadi derajat dengan menggunakan rumus berikut :






SDN 01 Bambu Apus, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 18 menit , 31 detik


SDN 01 Kebon Pala, Jalan Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 15 menit , 45 detik


SDN 02 Pagi Balekambang, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 16 menit , 20 detik


SDN 03 Bambu Kuning, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 18 menit , 38 detik


SDN 04 Petang Malaka, Jalan Malaka 2, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 13 m2nit , 30 detik


SDN 06 Pondok Bambu, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 13 menit , 48 detik


SDN 10 Pagi, Jalan Sekip, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 12 menit , 27 detik


SDN 11 Condet, Jalan Batu Ampar 2, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 17 menit , 2 detik


SDN 12, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 15 menit , 16 detik


SDN 13 Condet, Jalan Mesjid Condet, Jakarta Timur

Konversi derajat 6 , 16 menit , 46 detik