Ciri Kalimat Efektif
1. Kesepadanan
Kesepadanan adalah keseimbangan antara pikiran (gagasan) dan struktur bahasa yang dipakai. Menurut Putrayasa (2007: 54) kesepadanan bisa dibentuk jika ada keselarasan antara subjek-predikat, predikat-objek, dan predikat-keterangan. Sehingga kesatuan gagasan yang akan disampaikan dapat ditangkap dengan baik oleh pembaca atau pendengar.
Kesepadanan sebuah kalimat ditandai oleh beberapa hal, yaitu:
1. Memiliki subjek yang jelas (kata depan di, dari, dalam, kepada daripada, sebagai, mengenai, dan menurut tidak boleh mengawali subjek, kecuali seluruh kata depan tersebut berfungsi sebagai keterangan.
Contoh:.
- Kepada para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
Kalimat- di atas subjeknya kurang jelas karena diantar oleh kata depan. Oleh karena itu, kata depan harus dihilangkan sehingga menjadi:
Para mahasiswa diharapkan mendaftarkan diri di sekretariat.
2. Memiliki Predikat yang jelas (Predikat kalimat tidak didahului kata Yang)
- Rumah kami yang terletak di kampung Neglasari RT 01/01.
- Rumah kami terletak di kampung Neglasari RT 01/01.
3. Tidak boleh ada subjek ganda pada sebuah kalimat.
- Soal itu saya kurang jelas.
- Pekerjaan itu saya kurang cocok.
Pembenaran :
- Soal itu bagi saya kurang jelas.
- Pekerjaan itu bagi saya kurang cocok.
4. Kata penghubung intrakalimat tidak boleh digunakan dalam awal kalimat tunggal.
- Tidak semua data ditampilkan. Karena lokasi penelitian sangat sulit dijangkau.
- Tidak semua data ditampilkan, karena lokasi penelitian sangat sulit dijangkau.
2. Kesamaan
Kesamaan bentuk kata yang digunakan dalam kalimat itu. Artinya, bila dalam suatu kalimat menggunakan bentuk nomina berarti seterusnya menggunakan nomina. Apabila bentuk pertama menggunakan verba, bentuk kedua juga menggunakan verba.
Contoh:
- harga minyak dibekukan atau kenaikan secara luwes
Kalimat di atas tidak memiliki kesejajaran karena terbentuk dari bentuk kata yang berbeda, yaitu dibekukan dan kenaikan. Oleh karena itu, kalimat ini harus disejajarkan bentuknya, menjadi:
- harga minyak dibekukan atau dinaikan secara luwes
3. Kehematan
Kehematan dalam kalimat efektif adalah hemat mempergunakan kata, frasa, atau bentuk lain yang dianggap tidak perlu (Arifin dan Tasai 2006:106). Akan tetapi, bukan berarti menghilangkan kata atau frasa yang dapat memperjelas kalimat.
Menurut Arifin dan Tasai (2006:106) kalimat hemat memiliki beberapa kriteria, yaitu
1. Penghematan dapat dilakukan dengan cara menghilangkan pengulangan subjek.
Contoh
- Karena ia tidak diundang ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mereka mengetahui presiden datang.
Perbaikannya
- Karena tidak diundang, ia tidak datang ke tempat itu.
- Hadirin serentak berdiri setelah mengetahui bahwa presiden datang.
2. Penghematan dapat dilakukan dengan menghindarkan pemakaian superordinat pada hiponim kata.
Contoh:
- Ia memakai baju warna merah.
- Di mana engkau menangkap burung pipit itu?
Perubahannya :
- Ia memakai baju merah
- Di mana engkau menangkap pipit itu?
3. Penghematan dengan cara menghindarkan kesinoniman dalam satu kalimat.
Contoh:
- Dia hanya membawa badannya saja.
- Sejak dari pagi dia bermenung.
Perbaikannya:
- Dia hanya membawa badannya.
- Sejak pagi dia bermenung.
4. Penghematan dapat dilakukan dengan cara tidak menjamakkan kata-kata yang berbentuk jamak, misalnya:
- Para tamu-tamu
- Beberapa orang-orang
Perbaikannya:
- Para tamu
- Beberapa orang
4. Kecermatan
Kecermatan adalah kalimat yang tidak menimbulkan penafsiran ganda dan tepat dalam pilihan kata (Arifin dan Tasai, 2006:105).
Contoh :
a. mahasiswa perguruan tinggi yang terkenal itu menerima hadiah.
b. Dia menerima uang sebanyak dua puluh lima ribuan.
Kalimat a) memiliki makna ganda, yaitu siapa yang terkenal, mahasiswa atau perguruan tinggi.
Kalimat b) memiliki makna ganda, yaitu berapa jumlah uang, seratus ribu rupiah atau dua puluh lima ribu rupiah.
Perhatikan kalimat berikut
Yang diceritakan menceritakan tentang putra-putri raja, para lulubalang, dan para mentri.
Kalimat ini salah pilihan katanya karena dua kata yang bertentangan, yaitu diceritakan dan menceritakan. Kalimat itu dapat diubah menjadi
Yang diceritakan ialah putra-putri raja, para lulubalang, dan para menteri.
5. Kepaduan
Kepadua adalah kepaduan pernyataan dalam kalimat itu sehingga maksud atau informasi yang disampaikan tidak terpecah-pecah (sistematis) (Arifin dan Tasai, 2006:106). Kepaduan dalam kalimat ditandai dengan hal sebagai berikut.
1. Kalimat padu mempergunakan pola aspek + agen + verbal secara tertib dalam kalimat-kalimat yang berpredikat pasif persona.
- Surat itu saya sudah baca.
- Saran yang dikemukakannya kami akan pertimbangkan.
Perbaikannya
- Surat itu sudah saya baca.
- Saran yang dikemukakannya akan kami pertimbangkan.
2. Tidak menyisipkan kata diantara predikat dan objek
- Mereka membicarakan daripada kehendak rakyat.
- Pemerintah menaikkan bagi harga BBM sebesar 20%.
Perbaikannya
- Mereka membicarakan kehendak rakyat.
- Pemerintah menaikkan harga BBM sebesar 20%.
6. Kelogisan
Menurut Arifin dan Tasai, ( 2006:106), yang dimaksud dengan kelogisan ialah bahwa ide kalimat itu dapat diterima oleh akal dan penulisannya sesuai dengan ejaan yang berlaku.
Perhatikan kalimat di bawah ini.
- Waktu dan tempat kami persilakan.
- Untuk mempersingkat waktu, kita teruskan acara ini.
Perbaikannya :
- Bapak kepala sekolah kami persilakan.
- Untuk menghemat waktu, kita teruskan acara ini.
http://namakuaku.wordpress.com
http://google.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar